Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup (Sistem Alami, Sistem Buatan dan Sistem Filogenik)
|
Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup (Sistem Alami, Sistem Buatan dan Sistem Filogenik) -
Seiring dengan perkembangan zaman, sistem klasifikasi makhluk hidup
dilakukan dengan alasan-alasan tertentu yang dimulai dan dirintis oleh
ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai sekarang.
Hal ini
dikarenakan adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia. Ada beberapa alasan yang digunakan para
ahli sebagai dasar sistem klasifikasi.
Untuk itulah
sistem klasifikasi, dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok,
yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.
Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau.
Jika kita
lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu
mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang
dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan
terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami.
Tokoh
klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan
Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia
(kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi
beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
Klasifikasi
makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan
struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.
a. Mengamati
dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar
maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
b. Apabila
ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu
kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
c.
Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang
didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis
makhluk hidup yang dikelompokkan.
Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut.
Kingdom/Regnum
|
: dunia/kerajaan
|
Filum/Divisio
|
: bagian/keluarga besar
|
Klassis
|
: kelas
|
Ordo
|
: bangsa
|
Familia
|
: suku
|
Genus
|
: marga
|
Species
|
: jenis
|
Keterangan :
Kingdom untuk hewan dan Regnum untuk tumbuhan
Filum untuk hewan dan Divisio untuk tumbuhan
Jika kita
perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai
dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi
sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya
mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.
Tiap
tingkatan kelompok inilah yang disebut takson. Takson disusun dari
tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki
oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson,
maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk
hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang
sedikit. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar berikut ini.
Untuk
memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat banyak
ragamnya, maka disusunlah suatu aturan pengelompokan. Pengelompokan
dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti
berikut ini.
a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan
takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua
hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan
dalam kingdom Plantae.
b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila kita
mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan melihat
persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar.
Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan
dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya seperti hewan
yang terlihat pada Gambar diatas.
Filum
Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang belakang. Ada
juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras
dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Penamaan
filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio
tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan
yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium
dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
c. Kelas
Tingkatan
takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya
apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri
yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas.
Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain.
Adapun kelas
pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan
berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio:
Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan
takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama
ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak
memiliki akhiran.
Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuh-tumbuhan).
Adapun pada
tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales (bangsa
rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).
e. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili
merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini
terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak
persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran
aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae.
Contoh
keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga
kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang),
Rosaceae (keluarga mawar).
f. Genus (Marga)
Takson genus
adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri
atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan
atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali
dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan
digaris bawah.
Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia (marga cacing).
Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
g. Species (Jenis)
Species
merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan
dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat
melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang
subur (fertil).
Penulisan
kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species
terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama
marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya.
Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Pernahkah
kamu menemukan dalam satu species beberapa makhluk hidup memiliki ciri
khusus ? Hal tersebut dinamakan sebagai varietas atau ras yang bermakna
variasi. Dalam satu species variasi tumbuhan disebut varietas, adapun
variasi dalam satu species hewan disebut ras.
Contohnya: Hibiscus sabdarifa var alba (rosela varietas putih).
Pada umumnya
suatu makhluk hidup mempunyai nama lokal dari setiap daerah, misalnya
kota, negara. Contoh: nama buah pisang, orang Jawa Tengah sering
menyebutnya “gedang”. Apakah orang Sumatera mengerti bahwa yang disebut
“gedang” berarti pisang ? Sedangkan orang Jawa Barat menyebut “gedang”
untuk buah pepaya.
Agar
tercipta komunikasi yang lebih mudah antara pihak satu dengan pihak
lain, setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang dikenal di seluruh
dunia. Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang sederhana,
mudah dipahami, dan berlaku secara internasional.
Oleh sebab
itu, para ilmuwan mengambil suatu keputusan berdasarkan kesepakatan
internasional dengan menggunakan metode binomial nomenclature, yang
diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Binomial nomenclature adalah
pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama ganda,
yaitu selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species.
Ketentuan penamaan dengan tata nama ganda ( Binomial nomenclature ) adalah sebagai berikut :
1) Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
2) Huruf
pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama
nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3) Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan.
Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
4) Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks lain.
5) Apabila
nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
6) Apabila
nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama species
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah
tingkat species maka ditulis terpisah,
contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
7) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut,
contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).
Coba berikan
nama dalam tingkatan klasifikasi mulai dari yang paling tinggi sampai
tingkatan paling rendah untuk tumbuhan rumput-rumputan, misalnya padi (Oryza sativa) dan untuk hewan, misalnya kucing (Felis catus). Diskusikan hasilnya dengan teman mu.
Ingat kembali tentang teori evolusi dari Charles Darwin yang di pelajari di SMP/MTs. Bertolak dari teori evolusi Darwin tersebut muncullah klasifikasi sistem filogenik. Sistem klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok yang berkerabat jauh.
Cara mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.
0 Response to "Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup (Sistem Alami, Sistem Buatan dan Sistem Filogenik)"
Post a Comment