Materi Sosiologi Kelas XI IPS Tingkat SMA semester 1 Kurikulum 13
BAB I KELOMPOK
SOSIAL DI MASYARAKAT
A. RINGKASAN MATERI
1. Proses Pembentukan Kelompok Sosial
Latar belakang terjadinya kelompok sosial didasari
oleh :
a.
Naluri
gregariousnes yaitu naluri manusia untuk hidup dan berinteraksi bersama
b.
Adanya
unsur kesamaan (kepentingan, darah dan keturunan, daerah asal, bahasa dan
kebudayaan)
c.
Adanya
unsur kedekatan (tempat tinggal dan geografis)
d.
Adanya
motivasi atau dorongan (dorongan saling
membutuhkan, dorongan untuk menjaga kelangsungan keturunan, dorongan faktor
keamanan, dorongan untuk memperoleh efektifitas kerja)
2. Pengertian Kelompok Sosial
Pengertian
kelompok sosial menurut para ahli
a.
Prof.
DR. SOEJONO SOEKONTO
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling menolong.
b.
PAUL
B. HOTRON
kelompok berarti setiap kumpulan manusia
secara fisik (misalnya, sekelompok orang sedang menunggu bis kota)
c.
ROLAND
L. WARREN
suatu kelompok sosial meliputi sejumlah
manusia yang berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh
anggotanya secara keseluruhan
d.
MAYOR
POLAK
Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang
saling berhubungan dalam sebuah struktur.
e.
WILA
HUKY
Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri
dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi
f.
ROBERT
K. MERTON
keompok sebagai sekumpulan orang yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola yang mampan
3. Syarat Dan Ciri Kelompok Sosial
Robert
K.Merton menyebutkan 3 kriteria
suatu kelompok yaitu :
1.
Memiliki
pola interaksi
2.
Pihak
yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
3.
Pihak
yang berintraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok
Selanjutnya syarat kelompok menurut Prof. DR. SOEJONO SOEKANTO
a)
Adanya
kesadaran sebagai bagian dari
kelompok yang bersangkutan
b)
Adanya
interaksi antar anggota kelompok
c)
Ada
faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok, sehingga mereka
bertambah erat misalnya, Memiliki tujuan yang sama, idieologi yang sama dan
sebagainya
d)
Memiliki
struktur kaidah dan pola perilaku yang sama
e)
Bersistem
dan berproses
4. Tipe-tipe Kelompok Sosial
Ada
beberapa jenis klasifikasi kelompok sosial diantaranya klasifikasi menurut
Emile Durkeim, klasifikasi menurut Ferdinand Tonnies, klasifikasi menurut Charles
H. Cooley dan Ellsworth Farris, klasifikasi W. G. Sumner, dan klasifikasi
menurut Soerjono Soekanto.
a. Klasifikasi Durkeim
Kelompok
sosial di bagi menjadi 2 yaitu :
1.
Solidaritas Mekanik
Adalah solidaritas yang
muncul pada masyarakat yang sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanyapembagian
kerja diantara para anggota kelompok. Misalnya Masyarakat pedesaaan.
2. Solidaritas Organik
Adalah solidaritas
yang mengikat masyarakat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal
pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh ketergantungan antar
anggota. misalnya Masyarakat perkotaan.
b. Klasifikasi
Ferdinand Tonnies
Kelompok
sosial dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.
Gemeinschaft (Paguyuban)
Merupakan bentuk kehidupan bersama dengan
ciri anggota-anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah
beserta kekal. Misalnya, Hubungan yang terdapat dalam keluarga, kelompok
kekerabatan, dan hubungan dengan tetangga pada masyarakat tradisional.
Adapun
ciri gemeinschaft (paguyuban)
a)
Intim
yaitu hubungan yang menyeluruh yang mesra
b)
Privat
yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja
c)
Ekslusif
yaitu hubungan tersebut hanya untuk
kelompoknya sendiri dan bukan untuk orang
luar
Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :
a) Gemeinschaft
by blood yaitu ikatan kekerabatan
b) Gemeinschaft
of place yaitu ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat kerja
yang mendorong hubungan dekat satu sama lain
c) Gemeinschaft of mind yaitu mengacu pada hubungan
persahabatan yang disebabkan oleh keahlian, pekerjaaan, atau pandangan yang
sama atau dengan kata lain paguyuban bisa terbentuk karena jiwa dan fikira
serta idiologi yang sama.
2. Gessellscaft (Patembayan)
Merupakan
kelompok sosial dengan ikatan lahir yang bersifat pokok dan untuk jangka waktu
singkat (bersifat kontraktual) yang berbentuk perkumpulan-perkumpulan,
organisasi formal, badan usaha dan lain-lain.
Ciri pokok kelompok ini terbatas pada hubungan tertentu saja, yang disusun berdasarkan status dan terbuka
untuk siapa saja. contoh gessellschaft adalah ikatan pekerja dan ikatan
pengusaha.
c.
Klasifikasi
Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris
Charles
H Cooley dan Ellsworth farris menjelaskan bahwa kelompok sosial terbagi
menjadi 2 jenis yaitu :
a.
Kelompok
Primer (Primary Group)
Kelompok
Primer adalah kelompok-kelompok yang saling mengenal antara sesama anggota nya serta terdapat
kerjasama yang bersifat pribadi dan akrab. Misalnya keluarga, teman
sepermainan, dan rukun tetangga.
Syarat
kelompok Primer adalah sebagai berikut :
a. Anggota
kelompok secara fisik saling berdekatan atau terdapat interaksi yang intensif
b. Kelompok
tersebut merupakan kelompok kecil, sehingga tiap individu relatif mudah
berinteraksi secara langsung
c. Terdapat
hubungan yang langgeng antara anggota yang bersangkutan, biasanya ada hubungan
darah, kekerabatan, ataupun pertemanan.
b.
Kelompok
Sekunder (Secondary Group)
Kelompok
sekunder adalah kelompok besar yang terdiri atas banyak orang yang tidak harus
kenal mengenal secara pribadi kurang akrab, dan sifat hubungan tidak langgeng,
mereka berkumpul berdasarkan kepentingan yang sama atau dengan ciri lain ks ada
juga yang bersifat formal atau kelembagaan. Misalnya Koperasi, parpol dan
sebagainya.
d. Klasifikasi W.G. Sumner
W.G Sumner membagi kelompok
menjadi 2 yaitu in-group dan out group.
1.
In-Group (Kelompok Dalam)
Dikalanggan
kelompok dalam dijumpai persahabatan, keteraturan, dan kedamaian. Apabila
kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar maka muncullah rasa kebencian,
permusuhan, perang atau perampokan. Rasa kebencian ini diwariskan secara terus
menerus dari generasi ke generasi, anggota kelompok mereka sebagai pusat
segala-galanya.
Pada
ingroup terdapat identitas yang membedakan antara orang-orang didalam kelompok
dan orang-orang yang berada diluar kelompok. Identitas yang dimiliki bersama di
dalam kelompok menjadi “kami atau milik kami”. Sebaliknya identitas yang
berasal dari luar kelompok disebut dengan istilah “mereka atau milik mereka”
pada umumnya sikap in group didasarkan
pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat.
2.
Out-Group (Kelompok Luar)
Pada
out group selalu ditandai dengan
perasaan antagonis atau antipati. Perasaan in group dan out group
merupakan dasar suatu sikap dinamakan etnosentrisme. Etnosentris adalah sikap
menilai masyarakat lain dengan menggunakan ukuran yang berlaku di
masyarakatnya.
e. Klasifikasi Soerjono Soerkanto
Soejono Soekanto mengklasifikasikan 6 kelompok sosial yakni :
1.
Berdasarkan
besar kecilnya jumlah anggota
Bedasarkan besar kecilnya jumlah anggota, kelompok
sosial di bagi menjadi 3 yaitu :
a) Monad yaitu kelompok kecil yang beranggotakan satu
orang
b) Dyad
yaitu kelompok yang beranggotakan dua orang
c) Triad
yaitu kelompok yang beranggotakan tiga orang
2.
Berdasarkan
derajat interaksi
Berdasarkan derajat interaksinya, kelompok sosial dibagi
menjadi 2 yaitu:
a) Kelompok
yang anggotanya saling kenal mengenal (face to face grouping) contohnya
Keluarga, RT, dan desa
b) Kelompok
yang anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat contohnya masyarakat kota, perusahaan, atau
negara.
3.
Berdasarkan
kepentingan dan wilayah
Berdasarkan kepentingan dan wilayahnya kelompok dibagi
menjadi 2 :
a) Komunitas
merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah yang
tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu
b) Asosiasi
(association) merupakan kelompok yang mempunyai kepentingan sama walaupun tidak
dikhususkan secara terperinci
c) Kerumunan
(ephimeral grouping) merupakan berkumpulnya
orang-orang pada suatu tempat karena adanya pusat perhatian sama.
Ciri –ciri kerumunan antara lain :
1. Tidak
terorganisasi
2. Tidak
memiliki sistem pembagian kerja
3. Adanya
interaksi sosial
4. Setiap
individu memilikikedudukan yang sama
5. Biasanya
identitas seseorang akan tenggelam
6. Mudah
melakukan aksi
7. Tidak
memiliki alat pengendalian sosial
Upaya-upaya
untuk membubarkan kerumunan antara lain :
a) Mengalihkan
pusat perhatian
b) Menyadarkan
kembali individu-individu akan kedudukannya
c) Memecahbelah
pendapat umum kerumunan tersebut
d) Dibubarkan
secara paksa misalnya dengan gas air mata atau tembakan.
Menurut kingsley
davis dalam buku human society, bentuk-bentuk kerumunan adalah :
1.
Kerumunan yang berartikulasi
a. Formal
audiencies adalah khalayak penonton/pendengar yang formal. Jenis kerumunan
tersebut biasanya memiliki tujuan yang sama dan bersifat pasif. Contohnya
nonton film dan mendengarkan khotbah.
b. Plan
and expressive adalah kerumunan yang telah direncanakan fungsinya sebagai
penyalur tegangan-tegangan kerena pekerjaan sehari-hari. Contohnya berpesta dan
berdansa.
2.
Kerumunan yang bersifat sementara
a.
Inconvenient aggregation (kerumunan yang
tidak menyenangkan) adalah kerumunan orang-orang yang ingin menggunakan
fasilitas yang sama contoh antre karcis dan antri tiket.
b.
Panic crowd (kerumunan yang sedang
menghadapi panik) Adalah kerumunan orang-orang yang sama-sama berusaha
menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
c.
Spectator crowd (kerumunan penonton) adalah
kerumunan orang-orang yang ingin melihat suatu kejadian bentuk kerumunan
tersebut biasanya tidak direncanakan dan kegiatan pada umumnya tidak
terkendali.
3.
Lawles crowd adalah kerumunan yang
berlawanan dengan norma-norma hukum.
a.
Acting mobs adalah kerumunan yang bertindak emosional
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kenuatan fisik dan melanggar
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
b.
Immoral crowd adalah kerumunan yang
bertentangan dengan norma-norma masyarakat.
Dipihak
lain, gustave lebon mengklasifikasi tipe-tipe kerumunan sebagai berikut :
a. Causal
crowd
Contohnya,
kerumunan orang dijalan yang sedang melihat sesuatu yang sedang dipertontonkan
pada sebuah etalase toko.
Ciri-ciri causal crowd yaitu :
1.
Bersifat sementara
2.
Organisasi yang sangat longgar
3.
Sedikit persatuan
4.
Sifat anggotanya datang-pergi
5.
Perhatian pada objek sebentar
b. Conventionalized
crowd
Cirinya
sama dengan causal crowd, tetapi dinyatakan dalam cara-cara yang diatur. Contoh
penonton sepak bola.
c. Acting
crowd
Kerumunan yang terjadi pada
waktu ada revolusi. Cirinya adanya suatu sasaran dimana aktivitas kerumunan
digerakkan.
d.
Expressive crowd
Tipe
kerumunan yang kegembiraaannya dinyatakan dalam gerakan fisik yang biasanya
tidak terkontrol, sebagai bentuk pelepasan. Contoh sekte agama.
4.
Berdasarkan
derajat organisasi
Berdasarkan derajat organisasinya kelompok dibedakan
menjadi 2 :
a. Kelompok
yang terorganisasi adalah kelompok
terorganisasi dengan baik sekali seperti negara
b. Kelompok
tak terorganisasi adalah kelompok yang tidak terorganisasi contohnya kerumunan.
5.
Berdasarkan
kesadaran terhadap jenis yang sama
Berdasar
kesadaran terhadap jenis yang sama dibagi menjadi 2 :
1.
Ingroup
2.
Out group
6.
Berdasarkan
hubungan sosial dan tujuan.
Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan kelompok sosial
dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Primer
b. Sekunder
c. Paguyuban
(gemeinschaft)
d. Patembayan
(gessellschaft)
5.
Hubungan antar kelompok sosial
a. Hub antar kelompok memiliki kriteria
:
1. Kriteria
fisiologi; berdasarkan persamaan jenis kelamin (laki-laki -perempuan), usia
(tua-muda) dan ras
2.
Kriteria kebudayaan; kriteria ini mencangkup
kelompok yang di ikat oleh persamaan kebudayaan
seperti kelompok etnik (batak, minangkabau, sunda, ambon) dan
pengelompokan berdasarkan agama pun dapat dimasukan dalam kategori ini.
3. Kriteria
ekonomi; kriteria ini dibedakan antara mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi
dan yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi
4. Kriteria
perilaku; kriteria ini berdasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan
penyimpangan terhadap aturan masyarakat.
Hubungan
antar kelompok dalam masyarakat dapat dilihat dari berbagai dimensi,
diantaranya dapat dilihat dari dimensi sejarah, dimensi sikap, dimensi
institusi, dimensi gerakan sosial, dimensi perilaku dan dimensi perilaku
kolektif.
1.
Dimensi
sejarah
Hubungan
antarkelompok dilihat dari dimensi
sejarah diarahkan pada masalah tumbuh dan berkembangnya hubungan antar
kelompok. Hal ini terkait dengan
timbulnya stratifikasi etnik, stratifikasi jenis kelamin dan stratifikasi usia. Stratifikasi
etnik menurut noel hanya dapat terjadi apabila memenuhi 3 syarat yaitu :
a. Etnosentrisme
b. Persaingan
c. Perbedaaan
kekuasaan.
Stratifikasi
etnik tidak terjadi apabila tiga syarat tersebut tidak dipenuhi. Contohnya
stratifikasi etnik, kontak antara kulit putih dan kulit hitam di afrika selatan
pada masa politik apartheid. Kontak ini berkembang menjadi hubungan perbudakan.
Hal ini karena adanya etnosentris pada kelompok kulit putih, dan persaingan
dibidan ekonomi dan adanya kekuasaan yang lebih besar pada kelompok kulit
putih.
Stratifikasi usia terkait dengan kekuasaan,
hak istimewa, dan prestise yang dimiliki
individu sejak mulai beranjak dewasa hingga menjelang usia tua. Setelah
itu kekuasaaan, prestise dan hak istimewa itu mulai berkurang akibat
bertambahnya usia dan kecenderungan untuk semakin bergantung dengan oprang yang
lebih muda. Stratifikasi jenis kelamin terkait dengan sebelum era
industrialisasi, pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan belum terlihat
jelas.
2.
Dimensi
sikap
Dalam hubungan
antarkelompok sering muncul suatu prasangka dan streotip. Prasangka (prejudice)
dalam kaitannya dengan hubungan antar kelompok merupakan sikap permusuhan yang
ditunjukan pada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok
tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka
karena tidak didasari oleh pengetahuan, pengalaman, ataupun bukti yang memadai.
Contoh terdapat pandangan yang menganggap bahwa orang batak yang memiliki watak
dan sikap yang kasar dan agresif.prasangka ini cenderung subjektif.
Streotip adalah citra yang
kaku mengenai kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan
kebenaran citra tersebut. Streotip dapat bersifat positif dan dapat pula
bersifat negatif. Contoh streotip positif adalah perempuan memiliki sifat
keibuan, lembut dan penyayang. Sedangkan contoh streotif yang bersifat negatif
adalah miskin memiliki sifat bodoh,kotor, dan tidak berbudaya.
3.
Dimensi
institusi
Dimensi institusi dalam
hubungan antar kelompok dapat berupa institusi politik dan ekonomi. Institusi
dalam masyarakat dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan
antar kelompok. Institusi dapat pula berfungsi untuk menghilangkan pola
hubungan antarkelompok yang ada.
Maksudnya hub antar kelompok bersifat birokratis saja tidak ada hubungan
yang bersifat yang lebih personal. Contoh, seorang petugas administrasi tidak
perlu mengenal dengan baik orang-orang dari institusi mana yang dihadapinya.
4.
Dimensi
gerakan sosial
Hubungan
antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial baik yang prakarsai oleh pihak
yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan
keadaaan yang sudah ada. Misalnya gerakan perempuan untuk menentang kekerasan
dalam rumah tangga, dan gerakan perempuan konservatif yang mempertahankan peran
perempuan sesuai dengan tradisi.
5.
Dimensi
perilaku dan dan dimensi perilaku kolektif
Yang termasuk dalam dimensi
perilaku adalah perilaku suatu kelompok terhadap kelompok lainnya misalnya
perilaku diskriminatif dan pemeliharaan jarak sosial. Selain itu hubungan antar
kelompok pun sering diwarnai oleh peristiwa perilaku kolektif, misalnya
demonstrasi, huru-hara, pengrusakan, atau bentrok fisik.
b. Pola
hubungan antar kelompok
Micheal
banton mengemukakan bahwa terdapat berbargai kemungkinan pola hubungan
antarkelompok ras diantaranya adalah
proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.
a.
Akulturasi
Akulturasi
terjadi ketika kebudayaan dua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan
berpadu. Akulturasi terjadi tidak hanya pada masyarakat yang posisinya sama,
tetapi juga pada masyarakat yang posisinya berbeda. Dalam proses akulturasi
terjadi pula dekulturasi, contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat
interaksi paksa oleh pemerintah kolonial belanda.
b.
Dominasi
Dominasi
terjadi apabila suatu kelompok ras menguasai
kelompok lain. Contohnya, kedatangan bangsa eropa ke benua afrika dan
asia untuk memperoleh sumber alam yang dilanjutkan dengan dominasi atas
penduduk setempat. Dalam kaitannya dengan dominasi, kornblum menyatakan empat
macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar
kelompok, yaitu genosida, pengusiran,
segregasi, dan asimilasi.
·
Genosida merupakan pembunuhan secara
disengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu. Contoh pembunuhan
orang yahudi oleh pemerintahan nazi jerman
·
Pengusiran contohnya pengusiran warga
palestina oleh pemerintah israel dari tepi barat sungai jordan
·
Segregasi yaitu pemisahan antara warga kulit
putih dengan warga kulit hitam diafrika selatan pada masa politik apartheid.
·
Asimilasi yaitu interaksi antara dua
kelompok kebudayaan yang berbeda sehingga timbulnya kebudayaan campuran.
c.
Paternalisme
Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras
pendatang atas ras kelompok ras pribumi.
Pola ini muncul apabila kelompok pendatang secara politik lebih kuat,
mendirikan daerah koloni di daerah jajahan. Dalam pola ini Banton membedakan 3
macam masyarakat yaitu sebagai berikut :
·
Masyarakat metropolitan di daerah asal
pendatang
·
Masyarakat kolonial yang terdiri atas para
pendatang dan pribumi
·
Masyarakat pribumi yang dijajah.
d.
Pluralisme
Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya
persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat. Pola hubungan ini terjadi
dalam masyarakat majemuk. Menurut J.S Furnifall (1967) masyarakat majemuk
adalah masyarkat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri
tanpa ada pembauran satu sama lain didalam sutu kesatuan politik.
Selanjutnya stanley lieberson, mengklasifikasikan pola
hubungan antarkelompok menjadi dua pola yaitu :
a)
Pola dominasi kelompok pendatang atas
pribumi (migrant superordination) contoh kedatangan bangsa eropa di ke benua
asia, afrika dan amerika.
b)
Pola Dominasi kelompok pribumi atas kelompok
pendatang (indigenous superordination) contohnya adalah dominasi kelompok kulit
putih perancis atas kelompok pendatang aljazair, china, ataupun turki.
e.
Integrasi
Integrasi adalah proses penyatuan unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama,
bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma.
Pola hubungan integrasi
mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan
perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban aalah sama.
0 Response to "Sosiologi Tingkat SMA"
Post a Comment