A. TATA SURYA (THE
SOLAR SYSTEM)
Tata Surya, adalah
suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya
dan planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit
alam (misalnya
bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan bendabenda
lainnya sebagai
anggotanya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni
matahari pada orbit
atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan
pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang-bintang
yang lainnya
kemungkinan besar mempunyai sistem seperti tata surya. Dengan
kata lain, bukan
tidak mungkin setiap bintang mempunyai sistem bintang seperti
matahari, sebab
matahari hanya merupakan satu dari milyaran bintang yang
ada di jagat raya.
1. Teori terjadinya
tata surya
Teori-teori tentang
proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan
menjadi beberapa
teori, yaitu sebagai berikut.
a. Teori nebula
(Kant dan Laplace)
Teori Nebula
pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama
Imanuel Kant. Menurutnya, tata
surya berasal dari nebula yaitu gas atau
kabut tipis yang
sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat.
Perputaran yang
lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi
yang mempunyai
berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat
yang berbeda. Inti
massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang
kecil terbentuk di
sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa
yang lebih kecil
berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar
masih tetap dalam
keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula
lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut
Laplace, tata surya
berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat.
Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah
bagian-bagian dari
bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda.
Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin
membentuk
planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
b. Teori
planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain,
berpendapat bahwa tata surya berasal dari
adanya bahan-bahan
padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi
inti yang berwujud
gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil
itu kemudian
membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat
gas
dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
c. Teori pasang surut
(Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan
Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya
pada awalnya hanya
matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet
dan anggota lainnya
terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik
dan terlepas oleh
pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari.
Bagian yang
terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah
besar dan kedua
ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari,
sehingga lama
kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut
planet.
d. Teori bintang
kembar (Lyttleton)
Teori bintang
kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton.
Teori ini
menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar
yang satu dengan lainnya
saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang
lainnya dan
menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya
menjadi
bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet
yang
mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
e. Teori awan debu
(Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper,
berpendapat bahwa tata surya berasal dari
awan yang sangat
luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium).
Ketidakteraturan
dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan
karena gaya tarik
menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur,
sehingga
terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung
menjadi matahari,
sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet.
Ahli astronomi
lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain,
F.L Whippel dari Amerika
Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya,
tata surya berawal
dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan
gas di sekelingnya
yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar
mengelilingi
matahari.
2. Struktur tata
surya
Benda-benda angkasa
yang termasuk struktur utama dari tata surya adalah
sebagai berikut:
a. Matahari (The
Sun)
b.
Planet-planet (The Planets)
c. Bulan (The
Moon) dan satelit alam lainnya
d. Asteroid
e. Komet
a. Matahari (The
Sun) sebagai pusat tata surya
Matahari merupakan
salah satu bintang di dalam Galaksi Bima Sakti
yang mempunyai
fungsi dan peranan paling penting di dalam struktur tata
surya. Hal itu
disebabkan matahari merupakan bagian dari tata surya yang
mempunyai ukuran,
massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling
besar, sehingga
matahari mempunyai pengaruh yang sangat besar pula terhadap
benda-benda angkasa
yang beredar mengelilinginya. Matahari mempunyai garis tengah sekitar
1.392.000 km atau sekitar
109 kali garis
tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali
bumi, volumenya
diperkirakan 1.300.000 kali bumi dan temperatur di
permukaannya
sekitar 6.0000 C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar
15.000.000 0 C.
Temperatur matahari
yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan
oleh adanya reaksi
inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam
keadaan panas dan
tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh
matahari akan
kehilangan elektron-elektronnya sehingga menjadi inti atom yang bergerak ke
berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi dan
menimbulkan
tumbukan antarinti atom yang menyebabkan penghancuran sebagian
massanya (Massa
Defect) dan berubah menjadi energi panas dan cahaya
yang dipancarkan ke
berbagai arah.
1) Struktur
Matahari
Secara garis besar,
struktur matahari terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
sebagai berikut.
a) Atmosfer
Matahari
Atmosfer Matahari
adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk
gas, yang terdiri
atas dua lapisan yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer
merupakan lapisan
atmosfer Matahari bagian bawah yang terdiri atas gas
yang renggang
berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan
gas ini merupakan
lapisan yang paling dinamis karena seringkali muncul tonjolon
cahaya berbentuk
lidah api yang memancar sampai ketinggian lebih dari 200.000
km yang disebut Prominensa
(Protuberans). Korona adalah lapisan atmosfer
matahari bagian
atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang berwarna
putih atau kuning
kebiruan dan mempunyai ketebalan mencapai ribuan kilometer.
Lapisan atmosfer
Matahari yaitu kromosfer dan korona dalam keadaan
normal tidak dapat
terlihat jelas dari bumi, sebab tingkat terangnya lebih
rendah daripada
lapisan permukaan Matahari. Atmosfer Matahari (Kromosfer,
Korona, dan
Prominensa) hanya dapat terlihat jelas apabila bulatan matahari
tertutup oleh
bulatan bulan ketika terjadi gerhana matahari total atau melalui
pengamatan dengan
menggunakan alat Koronagraf.
b) Fotosfer
Matahari
Fotosfer Matahari
adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuningan
yang terdiri atas
gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari seringkali
terlihat adanya
bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000 km, bahkan
ada yang
berdiameter lebih besar daripada diameter bumi dengan kedalaman
sekitar 800 km yang
disebut umbra. Di sekeliling umbra biasanya terdapat
lingkaran yang
lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam pada matahari
secara keseluruhan
dinamakan Sun spots.
Pergeseran sun
spots pada permukaan fotosfer matahari dapatlah dijadikan
acuan atau bukti
yang kuat tentang gerakan rotasi matahari yang berlangsung
sekitar 25,5 hari
di bagian ekuator dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari
untuk satu kali
putaran. Perbedaan waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari
disebabkan oleh
materi dari matahari yang terdiri atas gas yang berbeda
tingkat
kerenggangannya (densitas).
c) Barisfer atau
inti Matahari
Inti Matahari, adalah
bagian dari matahari yang letaknya paling dalam,
berdiameter sekitar
500.000 km dan temperatur sekitar 15.000.0000 C. Pada
barisfer
berlangsung reaksi inti beranting putar yang menyebabkan terjadinya
sintesa
hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.
2) Pergerakan
Matahari
Matahari tidaklah
dalam keadaan statis, tetapi selalu bergerak baik secara
individu maupun
sistem. Adapun gerakan matahari secara garis besar terdiri
atas gerak rotasi
dan revolusi. Rotasi Matahari, adalah gerakan matahari
berputar pada
sumbunya yang berlangsung sekitar 25,5 hari di bagian ekuator
dan sekitar 27 hari
di bagian kutub matahari untuk satu kali putaran. Perbedaan
waktu rotasi di
ekuator dan kutub matahari disebabkan oleh materi dari matahari
yang terdiri atas
gas yang berbeda tingkat kerenggangannya (densitas). Revolusi
Matahari, adalah
gerakan matahari beserta anggota-anggotanya mengelilingi
pusat galaksi Bima
Sakti.
3) Peranan Matahari
terhadap kehidupan di planet Bumi
Matahari merupakan
benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri.
Oleh karena itu,
matahari mempunyai peranan sangat penting, antara lain
sebagai sumber
cahaya dan panas bagi planet-planet di sekitarnya termasuk
planet bumi,
sehingga kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan di planet
bumi dapat
berlangsung. Selain sebagai sumber panas dan cahaya, matahari
mempunyai peranan
penting lainnya, yaitu sebagai pengatur variasi iklim dan
cuaca di muka bumi,
sehingga memungkinkan terjadinya variasi kehidupan
di
muka bumi.
b. Planet-planet
(The planets)
Kata planet berasal
dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti
pengembara. Hal ini
disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah
tetap. Planet
adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri,
berbentuk bulatan,
dan beredar mengelilingi bintang (Matahari). Sebagian
besar planet
mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut Satelit yang
beredar
mengelilingi planet.
Sebelumnya, para
ahli menetapkan bahwa di dalam tata surya terdapat
sembilan planet.
Sembilan planet tersebut berdasarkan urutannya dari matahari
yang terdiri atas planet
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus dan Pluto.
Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang
dimiliki manusia, maka berdasarkan Sidang Umum International
Astronomical Union
(IAU) ke-26,
pada tanggal 25 Agustus 2006 di Praha,
ditetapkan delapan
planet dengan mengeluarkan Planet Pluto dari Sistem
Tata Surya kita.
Sementara itu, Pluto diturunkan statusnya sebagai kategori
planet kerdil bersama-sama
dengan Xena dan Asteroid Ceres.
Keputusan
mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota keluarga
planet tata surya
selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya
definisi baru
tentang planet. Dalam resolusi tersebut, sebuah benda langit
bisa disebut planet
apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit matahari,
berukuran cukup
besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat,
dan memiliki jalur
orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit
lain pada orbit
tersebut). Dari
kriteria ini, planet Pluto memiliki kelemahan,
antara lain
ukurannya sangat kecil dan bentuk orbitnya yang memanjang dan
memotong orbit
Neptunus, sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari,
Pluto kadang-kadang
lebih dekat dengan matahari dibandingkan Neptunus Planet-planet yang ada di
tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa kriteria,
antara lain sebagai berikut.
1) Berdasarkan
massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu sebagai
berikut:
a) Planet bermassa
besar (Superior planet), terdiri atas Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan
Neptunus.
b) Planet bermassa
kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius,
Venus, Bumi, dan
Mars.
2) Berdasarkan
jaraknya ke matahari, planet dapat dibedakan atas planet
dalam dan planet
luar.
a) Planet dalam
(Interior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya
ke matahari lebih
pendek daripada jarak rata-rata Planet
Bumi ke Matahari.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk
planet dalam,
adalah Planet Merkurius dan Venus.
Planet Merkurius
ataupun Venus mempunyai kecepatan beredar
mengelilingi
matahari berbeda-beda, sehingga letak atau kedudukan
planet tersebut
bila dilihat dari bumi akan berubah-ubah pula. Sudut
yang dibentuk oleh
garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan
suatu planet
disebut elongasi. Besarnya sudut elongasi yang dibentuk
oleh garis yang
menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara
00-280, sedangkan
sudut elongasi Bumi-matahari-Venus adalah
00-500.
Berdasarkan
besarnya sudut elongasi paling besar yang dapat dicapai
oleh planet
tersebut, sehingga dapat dihitung lamanya waktu planet
Merkurius dan Venus
terlihat dari bumi, yakni Planet Merkurius
28
dapat terlihat dari
bumi paling lama sekitar ––– × 24 jam =
360
1 jam 52 menit,
sedangkan Planet Venus dapat terlihat dari bumi
50
paling lama sekitar
––– × 24 jam = 3 jam 20 menit. Elongasi
360
planet dalam (interior
planet) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
elongasi barat, jika posisi suatu
planet berada di sebelah barat
matahari dilihat
dari bumi dan elongasi timur, jika posisi suatu planet
berada di sebelah
timur matahari dilihat dari bumi. Planet Venus
ataupun Merkurius
yang berada pada posisi elongasi barat akan
terbit terlebih
dahulu di ufuk timur pada saat matahari masih berada
di bawah horizon
timur, sehingga planet tersebut terlihat berkilauan
dilihat dari bumi
karena sinar matahari yang diterimanya dipantulkan
kembali ke bumi.
Oleh karena itu, orang-orang di bumi menyebut Planet Venus atau Merkurius yang
sedang berada pada kedudukan
elongasi barat
sebagai Bintang Timur. Sebaliknya apabila planet
Merkurius atau
Venus sedang berada pada posisi elongasi Timur,
maka-planet-planet
itu akan memantulkan cahaya matahari beberapa
saat setelah
matahari terbenam di ufuk barat, sehingga akan terlihat
dari bumi sebagai Bintang
Senja.
b) Planet luar (Eksterior
planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya
ke matahari lebih
panjang daripada jarak rata-rata Planet
Bumi ke Matahari.
Termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu
Planet Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari bumi,
sudut elongasi kelompok planet luar berkisar antara
00–1800. Bila
elongasi salah satu planet mencapai 1800 hal ini berarti
planet tersebut
sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu
kedudukan suatu
planet berlawanan arah dengan posisi matahari
dilihat dari bumi.
Pada saat oposisi, berarti planet tersebut berada
pada jarak paling
dekat dengan bumi.
Bila elongasi salah
satu planet mencapai 00 berarti planet tersebut
mencapai kedudukan konjungsi,
yaitu suatu kedudukan planet yang
berada dalam posisi
searah dengan matahari dilihat dari bumi. Pada
saat konjungsi,
berarti planet tersebut berada pada jarak paling
jauh dengan bumi.
Contoh soal:
1) Matahari terbit
di ufuk timur pukul 06.00 dan terbenam di ufuk barat
pukul 18.00, pukul
berapakah planet Merkurius akan terbit, apabila
planet tersebut
sedang elongasi barat sebesar 15 0 ?
Jawab:
Diketahui :
Elongasi barat Planet Merkurius sebesar 15 0
15
Waktu yang
diperlukan : ––– × 24 jam = 1 jam
360
Planet Merkurius
terbit : Pukul 06.00 – 1 jam = pukul 05.00
2) Matahari terbit
di ufuk timur pukul 06.00 dan terbenam di ufuk barat
pukul 18.00, pukul
berapakah Planet Mars akan terbenam, apabila planet
tersebut sedang
elongasi timur sebesar 45,5 0?
Jawab :
Diketahui :
Elongasi timur Planet Mars sebesar 45,5 0
45,5
Waktu yang
diperlukan : –––– × 24 jam = 3 jam 18 menit
360
Planet
Mars terbenam : pukul 18.00 – 3 jam 18 menit = pukul 21.18 l
Berikut ini
dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota
tata surya.
1) Merkurius
Merkurius merupakan
planet paling dekat ke matahari, jarak rata-ratanya
hanya sekitar 57,8
juta km. Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat
panas (mencapai 4000C),
sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai
-2000 C). Perbedaan
suhu harian yang sangat besar disebabkan planet ini
tidak mempunyai
atmosfer. Merkurius berukuran paling kecil, garis tengahnya
hanya 4.850 km
hampir sama dengan ukuran bulan (diameter 3.476 km).
Planet ini beredar
mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong)
dengan periode
revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode rotasinya
sekitar
59 hari.
2) Venus
Venus merupakan
planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar
42 juta km,
sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil
yang sangat terang
dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja
hari. Venus sering
disebut sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus
berada pada posisi
elongasi barat dan bintang senja pada waktu elongasi
timur.
Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa
awan putih yang
menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari.
Jarak rata-rata
Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer
yang sangat tebal
terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat, sehingga pada
siang hari suhunya
dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam hari suhunya
tetap tinggi karena
panas yang diterima tertahan atmosfer. Diameter planet
Venus sekitar
12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah
sesuai
jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
3) Bumi (The Earth)
Bumi merupakan
planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari.
Jarak rata-ratanya
ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar
365,25 hari, dan
periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah
barat-timur. Planet
bumi mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar
mengelilingi bumi
yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756
km
hampir sama dengan diameter Planet Venus.
4) Mars
Mars merupakan
planet luar (eksterior
planet) yang paling
dekat ke bumi. Planet ini
tampak sangat jelas
dari bumi setiap 2 tahun
2 bulan sekali
yaitu pada kedudukan oposisi.
Sebab saat itu
jaraknya hanya sekitar 56 juta
km dari bumi,
sehingga merupakan satu-satunya
planet yang bagian
permukaannya dapat diamati
dari bumi dengan
mempergunakan teleskop,
sedangkan planet
lain terlalu sulit diamati karena
diselubungi oleh
gas berupa awan tebal selain
jaraknya
yang terlalu jauh.
Keadaan di Mars
paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan
terdapatnya
kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan
waktu mempelajari
Mars daripada planet lain. Jarak rata-rata ke Matahari
sekitar 228 juta
km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode
rotasi sekitar 24
jam 37 menit. Diameter planet sekitar setengah dari diameter
bumi (6.790 km),
diselimuti lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara
relatif lebih
rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai
dua satelit alam,
yakni Phobos dan Deimos.
5) Jupiter
Jupiter merupakan
planet terbesar
di tata surya,
diameter sekitar 142.600
km, terdiri atas
materi dengan tingkat
kerapatannya
rendah, terutama hidrogen
dan helium. Jarak
rata-ratanya ke matahari
sekitar 778 juta
km, berotasi pada
sumbunya dengan
sangat cepat yakni
sekitar 9 jam 50
menit, sedangkan
periode revolusinya
sekitar 11,9 tahun.
Planet Jupiter
mempunyai satelit alam
yang jumlahnya
paling banyak yaitu sekitar
13 satelit, di
antaranya terdapat beberapa
satelit yang
ukurannya besar yaitu
Ganimedes, Calisto,
Galilea, Io dan
Europa.
6) Saturnus
Saturnus merupakan
planet terbesar
ke dua setelah
Jupiter, diameternya sekitar
120.200 km, periode
rotasinya sekitar
10 jam 14 menit,
dan revolusinya sekitar
29,5 tahun. Planet
ini mempunyai tiga
cincin tipis yang
arahnya selalu sejajar
dengan ekuatornya,
yaitu Cincin Luar
(diameter 273.600
km), Cincin Tengah
(diameter 152.000
km), dan Cincin
Dalam (diameter 160.000
km). Antara
Cincin Dalam dengan
permukaan Saturnus
dipisahkan oleh
ruang kosong yang
berjarak sekitar
11.265 km. Planet
Saturnus
mempunyai atmosfer sangat rapat
satelit alam
berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys,
dan Dione.
7) Uranus
Uranus mempunyai
diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter
bumi. Periode
revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10
jam 49 menit.
Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada planet ini
searah dengan arah
datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya seringkali
menghadap ke arah
matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium dan
metana. Di luar
batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam yang
mengelilinginya,
yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak
rata-rata ke
matahari sekitar 2.870 juta km. Planet inipun merupakan planet
raksasa yang
sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin, ketebalan
cincinnya hanya
sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat
tipis
dan redup.
8) Neptunus
Neptunus merupakan
planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya
paling jauh dari
matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km.
Periode revolusinya
sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar
15 jam 48 menit.
Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana,
dan amoniak yang
lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus.
Satelit alam yang
beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan
Nereid. Planet Neptunus mempunyai
dua cincin utama dan dua cincin redup
di
bagian dalam yang mempunyai lebar sekitar 15 km.
Walaupun sekarang
Pluto sudah tidak termasuk planet sebagai anggota
tata surya, tetapi
tidak ada salahnya untuk diketahui demi menambah wawasan
pengetahuan. Pluto
memiliki diameter sekitar 6.400 km, letaknya paling jauh
dari matahari.
Jarak rata-ratanya ke matahari yaitu sekitar 5.900 juta km.
Periode revolusinya
sekitar 247,7 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar
153 jam. Jarak
Pluto yang sangat jauh dari matahari mengakibatkan suhu
planet ini menjadi
sangat dingin dengan tingkat kepadatan tinggi pula. Walaupun
demikian, Planet
Pluto memiliki satu satelit alam yang mengelilingi planet itu
dalam jarak sekitar
17.000 km yang dinamakan Charon.
c. Komet
Komet merupakan
anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda
angkasa, es dan gas
yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu
lintasan sangat
elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala
komet mempunyai
diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan
selubung gas yang
disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai
panjang sampai
ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari.
Berdasarkan bentuk
dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1) Komet berekor
panjang, yaitu komet yang garis lintasannya sangat jauh
melalui
daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa, sehingga berkesempatan
menyerap gas-gas di
daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari
komet tersebut
melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor
yang sangat
panjang. Contohnya komet Kohoutek yang melintas ke dekat
matahari setiap
75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun
sekali.
2) Komet berekor
pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek
sehingga kurang
mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah
yang dilaluinya,
ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan
gas yang sangat
sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang
sangat pendek
bahkan hampir tak berekor. Contohnya Komet Encke
yang
melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Pada tahun 1705, Edmond
Halley memperkirakan bahwa komet terlihat
pada tahun 1531,
1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena
hal tersebut maka
salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet
Halley. Rata-rata periode
munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap
76-79 tahun sekali.
Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang
lalu. Inti atau
pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 1.024 km.
Inti dari Halley
sangat gelap. Diperkirakan Komet Halley akan nampak lagi tahun 2061. Selain
komet Halley terdapat
berbagai macam nama
komet lainnya yang
di antaranya, komet
Hyakutake dan komet
Hale-Bopp.
Sekitar 251 juta
tahun yang telah lalu,
terjadi kepunahan
sangat besar disebabkan
komet yang menabrak
bumi. Kesimpulan
itu diperoleh dari
atom yang terjebak di
dalam kerangka
molekul karbon. Tetapi
belum diketahui di
mana letak tempat
tabrakan komet
dengan bumi tersebut. Pada
saat kejadian bumi masih
berupa satu benua
raksasa (Pangea).
Para ilmuwan berhasil
mengidentifikasi
jalur komet atau asteroid
yang menabrak bumi.
Di dalam lapisan batu
yang ada pada saat
itu terdapat molekul
karbon rumit yang
disebut fullerene berisi
isotop helium dan
argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya
60 atom karbon
dalam struktur yang mirip bola sepak. Para peneliti
memperkirakan komet
tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau
komet sebesar ini
yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu.
Para ilmuwan
menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika berukuran
kurang dari 6 km,
dampaknya tidak global. Tapi jika berukuran lebih besar
dari 12 km, maka
fullerene yang mengandung gas disebarkan ke seluruh dunia.
d. Asteroid
Asteroid atau planetoid
adalah
benda-benda langit
berukuran kecil yang
bergerak
mengelilingi matahari. Sebagian
besar asteroid
ditemukan antara orbit
Mars dan Jupiter.
Dalam orbit ini,
terdapat lebih dari
1.150 asteroid yang
memiliki diameter
lebih dari 30 km.
Dalam tata surya
kita, diperkirakan
terdapat 30.000
asteroid, dan 6.000
di antarnya telah
diketahui dengan pasti
orbitnya. e.
Meteor dan meteorit
Meteor, adalah
benda angkasa berupa
pecahan batuan yang
jatuh masuk ke dalam
atmosfer bumi.
Ketika meteor masuk ke
dalam atmosfer bumi
akan terjadi gesekan
dengan udara,
sehingga benda tersebut akan
menjadi panas dan
terbakar. Meteor yang
tidak habis
terbakar di atmosfer bumi dan
sampai ke permukaan
bumi disebut
meteorit. Tumbukan meteorit
berukuran
besar seringkali
menimbulkan lubang besar
di permukaan bumi
yang disebut kawah
meteorit, contohnya Kawah
Meteorit
Arizona di Amerika
Serikat yang lebarnya
sekitar
1.265 m.
Berdasarkan jenis
kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi dua
kelompok meteorit,
yaitu sebagai berikut.
1) Meteorit batu,
yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar
terdiri atas
kalsium dan magnesium.
2) Meteorit
logam, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar
terdiri atas ferum
dan nikel.
f. Bulan (The moon)
Bulan merupakan
benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi
bumi dalam suatu
lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu, bulan
disebut sebagai satelit
alam bumi (satelit artinya pengikut). Diameternya
±
3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke
bumi sekitar
384.000 km. Periode revolusi
bulan terhadap bumi
sekitar 27,3 hari,
sedangkan periode
rotasinya tepat sama
dengan revolusinya
yaitu 27,3 hari atau
satu bulan
sideris, yaitu peredaran bulan
mengelilingi bumi
dalam suatu lingkaran
penuh (3600). Ciri
bahwa bulan telah
menyelesaikan satu
lingkaran penuh,
apabila posisi
bulan terhadap bintang
adalah tetap, atau
jika dilihat dari bumi
posisi bulan telah
kembali pada keadaan
semula. Bulan
merupakan benda angkasa
sangat kecil
gravitasinya, hanya 1/6
gravitasi bumi,
akibatnya bulan tidak
mampu mengikat
atmosfer.
Ketiadaan atmosfer
di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi sangat
sunyi karena tidak
ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara.
Akibat lainnya
adalah pada siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat
panas, yakni dapat
mencapai 1000 C, sedangkan pada bagian bulan yang
mengalami malam
hari suhu permukaannya menjadi sangat dingin, yakni dapat
mencapai -1500 C.
Bulan mengelilingi
bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan
dari waktu ke waktu
menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk
oleh garis yang
menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan
sudut itu
mengakibatkan terjadinya perubahan tampak bulan dilihat dari bumi
yang disebut fase
bulan. Apabila bulan berada pada posisi terdekat ke matahari
maka bagian bulan
yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan
seperti itu disebut
fase bulan baru.
Sementara bulan
melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak
bulan berubah pula
menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan
tiga perempat, kemudian bulan
purnama. Setelah tercapai fase purnama,
fase berikutnya
adalah kebalikannya hingga akhirnya terjadi fase gelap atau
bulan baru.
3. Gerhana
Bumi dan bulan
merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya
sendiri. Tanpa
adanya cahaya matahari yang dipantulkan oleh bumi maupun
bulan, maka bumi
tidak akan kelihatan dari bulan demikian juga bulan tidak
akan
kelihatan dari bumi. Apabila dalam peredarannya, baik bumi maupun
bulan berada dalam
suatu garis lurus dengan matahari maka memungkinkan
terjadinya gerhana
matahari atau gerhana bulan.
a. Gerhana matahari
Gerhana matahari
adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang
bulan mengenai
bumi, artinya cahaya matahari yang menuju bumi pada siang
hari terhalang oleh
bulatan bulan.Oleh karena diameter bulan tidak lebih besar
daripada diameter
bumi maka gerhana matahari hanya terjadi pada sebagian
kecil
permukaan bumi saja dan hanya berlangsung kurang lebih 7 menit.
b. Gerhana bulan
Gerhana bulan,
adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang bumi
mengenai bulan,
artinya cahaya matahari yang menuju bulan pada malam hari
terhalang oleh
bulatan bumi. Karena diameter bumi lebih besar daripada diameter
bulan, seluruh
bulatan bulan akan tertutup oleh bulatan bumi, sehingga ketika
terjadi peristiwa
gerhana bulan maka seluruh permukaan bumi yang pada
saat itu sedang
malam hari akan akan mengalami gerhana bulan yang berlangsung
kurang
lebih 1 jam 40 menit.
B. JAGAT RAYA
Pernahkah kamu
memikirkan tentang proses terbentuknya alam semesta
atau jagat raya
ini? Tuhan telah menganugrahkan kita akal untuk berfikir tentang
apa yang ada di
bumi dan di langit sebagai ciptaan-Nya. Walau sampai saat
ini, masih banyak
sisi gelap dari penciptaan alam semesta ini yang belum
diketahui manusia.
Orang melihat
kenyataan bahwa matahari dikelilingi oleh planet-planet
yang orbitnya
berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan lintasannya
hampir berimpit.
Arah peredaran semua planet itu adalah sama, yaitu berlawanan
dengan arah
perputaran jarum jam. Jika kita memandangnya dari Kutub Utara,
ternyata arah
revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi matahari
dan juga arah
satelit-satelit pada planet. Arah seperti ini merupakan arah
negatif, sedangkan arah
benda langit yang berlawanan arah dengan arah
tersebut dinamakn arah
positif, seperti arah peredaran matahari terbit dari
timur dan terbenam
di barat, jika kita mengamatinya dari bumi.
Melihat kenyataan
tersebut, para ahli di bidangnya menggunakan hukum
yang berlaku bagi
benda yang berputar untuk menganalisis kejadian yang
berlaku di alam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tata surya terbentuk
dari material purba
yang berputar dengan arah seperti di atas, arah negatif.
Sekalipun pada
kenyataannya, terdapat penyimpangan arah rotasi dari arah
yang umum.
1. Teori
terbentuknya jagat raya
Terdapat dua teori
utama yang mendasari terjadinya alam semesta atau
jagat raya ini,
yaitu teori ledakan besar dan teori mengembang dan
memampat, sebagai berikut.
a. Teori ledakan
besar (The big bang theory)
Menurut teori
ledakan besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa
yang sangat besar
dengan berat jenis besar pula yang mengalami ledakan
yang sangat dahsyat
karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi
ledakan besar,
bagian-bagian dari massa tersebut berserakan terpental menjauhi
pusat ledakan.
Setelah milyaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental
itu membentuk
kelompok-kelompok yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi.
b. Teori mengembang
dan memampat (The oscillating theory)
Teori ini dikenal
pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini, jagat
raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali
dengan masa
ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi
inti hidrogen, pada
tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.Tahap ini diperkirakan berlangsung
selama 30 milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang
yang telah
terbentuk akan meredup, kemudian memampat yang didahului dengan
keluarnya pancaran
panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka
tahap berikutnya
adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi.
2. Galaksi dalam
jagat raya
Galaksi adalah
kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem yang
terdiri atas satu
atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi
oleh benda-benda
angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak
mengelilinginya
secara teratur.
Di dalam ilmu
astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang
terdiri atas
bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, yang anggotanya
mempunyai gaya
tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri
atas milyaran
bintang-bintang yang mempunyai ukuran, warna, dan karakteristik
yang sangat
beraneka ragam.
Secara garis besar,
menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu galaksi
spiral, galaksi elips, dan galaksi tak beraturan. Pembagian
tipe ini
berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksigalaksi
yang diamati dan
dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas
sekitar 75% galaksi
spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan.
Namun bukan berarti
galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat
di alam semesta
ini.
Sesungguhnya yang
paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah
galaksi elips. Jika
kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita
akan menemukan
lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya
saja galaksi tipe
ini banyak yang redup, sehingga sulit untuk diamati.
a. Galaksi spiral
(Spiral galaxy)
Galaksi spiral
merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin
karena bentuk
spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi,
biasanya yang
terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi
spiral.
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk
lengan spiral), dan
bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi
spiral adalah
bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat
pada gugus-gugus
bola yang tersebar menyelimuti galaksi.
Gugus bola adalah
kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan
sampai ratusan ribu
bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk
bola. Gugus-gugus
bola inilah yang membentuk halo bersama sama Bintang-bintang muda
terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di
bidang galaksi.
Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi antarbintang,
yaitu bahan yang
membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral
adalah bagian yang
paling padat.
Pada Bima Sakti,
pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagitarius, tetapi
kita tidak dapat
mengamatinya dengan mudah, sebab materi antarbintang
banyak menyerap cahaya
yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral
berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar daripada
galaksi elips.
Kecepatan rotasinya yang besar itulah menyebabkan galaksi
ini memipih dan
membentuk bidang galaksi.
Besar kecilnya
kecepatan rotasi pada galaksi spiral bergantung pada
massa galaksi
tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri
tidaklah sama.
Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin
besar. Contoh lain
galaksi spiral selain Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Ukuran Andromeda
ini sedikit lebih besar daripada Bima Sakti. Galaksi
Andromeda dan Bima
Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi
Andromeda ini
sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh
itu, cahaya
memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti bahwa cahaya yang
kita terima dari
galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang
lalu yang
menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak
ini dalam ukuran
astronomi masih terhitung dekat, jarak ke galaksi-galaksi
lainnya jauh lebih
fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya.
b. Galaksi elips
(Elliptical galaxy)
Galaksi berbentuk
elips meliputi kurang lebih 17 % dari jumlah galaksi
yang telah dikenal.
Galaksi ini menyerupai bentuk dasar bulatan besar yang berbentuk lonjong
(elips) di angkasa yang memancarkan sinar yang relatif
terang.
Contohnya, Galaksi Fornax dan Galaksi Skulpter.
c. Galaksi tak
beraturan (Irregular galaxy)
Galaksi yang tidak
mempunyai bentuk dasar spiral ataupun elips disebut
galaksi tak
beraturan. Dengan kata lain, galaksi ini terlihat seperti suatu kumpulan
bintang dan
benda-benda angkasa lainnya yang letaknya tidak beraturan.
Contohnya Galaksi
Magellan. pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat
galaksi berada
dalam gugusan
bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan
kutub selatannya di
Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina
Cygnus kira-kira
32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan
galaksi
berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
3. Galaksi Bima
Sakti (The Milky Ways Galaxy)
Galaksi kita
termasuk galaksi spiral berbentuk seperti cakram dengan
garis tengah
kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih
tua ditemukan di
pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang
lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada
dalam gugusan
bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan
kutub selatannya di
Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina
Cygnus kira-kira
32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan
galaksi
berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Untuk membayangkan
bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, maka
kita dapat
membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya
disatukan. Istilah
tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh
cahaya dalam waktu
satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam
waktu satu tahun
cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer.
Jadi, satu tahun
cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi
kita sekitar
100.000 × 9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950
diikuti oleh 15
buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan,
digunakan satuan
jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian
pusat galaksi kita
sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak
Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000
tahun cahaya dari
pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa,
tetapi hanyalah
salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti.
Bintang bintang
anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang
ke bintang lain
berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan
matahari adalah
Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha
Centauri), yang
berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi,
jarak antarbintang
semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi
ke
arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah
satu-satunya galaksi di alam semesta ini. Jumlah
keseluruhan galaksi
yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm
di Mt. Palomar
mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Jadi, tidak
salah jika kita
mengira bahwa jika mempunyai teleskop yang lebih besar,
kita akan dapat
melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita
memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para
astronom mengira
Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercakbercak
cahaya yang tampak
di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga
adalah anggota Bima Sakti.
Dikenal ada dua
macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral.
Harlow Shapley dan George
Ellery Hale, merupakan dua orang astronom
yang amat berjasa
membangun pengertian tentang galaksi. Shapley telah
mengembangkan
metode untuk mengukur diameter Bima Sakti, sedangkan
Hale, amat besar
perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop besar,
yang digunakan
untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa
merekalah, sehingga
kita mengetahui bahwa yang semula disebut nebula spiral
itu adalah galaksi
yang juga seperti Bima Sakti, terdiri atas ratusan juta sampai
milyaran bintang,
dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti.
Melalui jalan yang
telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti
hanyalah satu dari
sekian banyak galaksi yang bertebaran di alam semesta
yang amat luas ini.
4. Nebula
Nebula adalah kabut
atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam
suatu kumpulan
sangat luas. Nebula banyak diyakini oleh para ahli sebagai
suatu materi cikal
bakal terbentuknya suatu sistem bintang, seperti sistem
bintang matahari
atau biasa disebut tata surya. Nebula yang terkenal, antara
lain Nebula
Orion M42 di rasi Orion dan Nebula Trifid di rasi Sagitarius.
5. Rasi bintang
Kelompok
bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya
berdekatan disebut Rasi
Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya Rasi
Bintang Pari (Crux)
merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya
berdekatan, yakni
Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain Rasi Bintang
Pari, nama-nama
rasi bintang lainnya antara lain Rasi Bintang Orion, Centauri,
Ursa Mayor, Lyra,
dan Aquilla.
Di sekitar
Ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit terdapat 12
rasi bintang yang
disebut Zodiak. 12 Rasi bintang yang ada di sekitar ekliptika
adalah Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius,
Capricornus,
Aquarius, dan Pisces
6. Bintang (The
star)
Bintang adalah
benda angkasa berbentuk bulat yang mempunyai cahaya
sendiri. Salah satu
bintang yang paling kita kenal adalah bintang Matahari
(The Sun Star),
nama-nama bintang lainnya yaitu Polaris, Antares, Aldebaran,
Sirius, Spica,
Betelguese, Hidra, Pegasus, Phoenix, Carina, dan lain-lain.
Derajat terang atau
tingkat kecemerlangan bintang disebut magnitudo.
Magnitudo Bintang
dihitung mulai dari 1 sampai 6. Bintang yang magnitudonya
1 lebih terang 2,5
kali daripada bintang yang bermagnitudo 2, dan seterusnya.
Bintang pada
tingkat kecemerlangan lebih terang daripada bintang bermagnitudo
1 diberi tanda –
(minus). Matahari sebagai salah satu bintang mempunyai
magnitudo sekitar –
26,8, artinya matahari merupakan bintang yang sangat
cemerlang bila
dilihat dari bumi. Hal ini dikarenakan letaknya paling dekat
dengan bumi,
sedangkan bintang yang sangat jauh dan hampir tidak terlihat
oleh
mata disebut bintang bermagnitudo 6.
|
BAB 3
3.Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya.
0 Response to "BAB 3"
Post a Comment