BAB 3

3.Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya.
A. TATA SURYA (THE SOLAR SYSTEM)
Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya dan planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit
alam (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan bendabenda
lainnya sebagai anggotanya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni
matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang-bintang
yang lainnya kemungkinan besar mempunyai sistem seperti tata surya. Dengan
kata lain, bukan tidak mungkin setiap bintang mempunyai sistem bintang seperti
matahari, sebab matahari hanya merupakan satu dari milyaran bintang yang
ada di jagat raya.
1. Teori terjadinya tata surya
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan
menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.
a. Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama
Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau
kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat.
Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi
yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat
yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang
kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa
yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar
masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut
Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah
bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin
membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
b. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari
adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi
inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil
itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat
gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
c. Teori pasang surut (Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya
pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet
dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik
dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari.
Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah
besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari,
sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut
planet.
d. Teori bintang kembar (Lyttleton)
Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton.
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar
yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang
lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya
menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet
yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
e. Teori awan debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari
awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium).
Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan
karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur,
sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung
menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet.
Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain,
F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya,
tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan
gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar
mengelilingi matahari.
2. Struktur tata surya
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari tata surya adalah
sebagai berikut:
a. Matahari (The Sun)
b. Planet-planet (The Planets)
c. Bulan (The Moon) dan satelit alam lainnya
d. Asteroid
e. Komet
a. Matahari (The Sun) sebagai pusat tata surya
Matahari merupakan salah satu bintang di dalam Galaksi Bima Sakti
yang mempunyai fungsi dan peranan paling penting di dalam struktur tata
surya. Hal itu disebabkan matahari merupakan bagian dari tata surya yang
mempunyai ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling
besar, sehingga matahari mempunyai pengaruh yang sangat besar pula terhadap
benda-benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari mempunyai garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar
109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali
bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali bumi dan temperatur di
permukaannya sekitar 6.0000 C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar
15.000.000 0 C.
Temperatur matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan
oleh adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam
keadaan panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh
matahari akan kehilangan elektron-elektronnya sehingga menjadi inti atom yang bergerak ke berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi dan
menimbulkan tumbukan antarinti atom yang menyebabkan penghancuran sebagian
massanya (Massa Defect) dan berubah menjadi energi panas dan cahaya
yang dipancarkan ke berbagai arah.
1) Struktur Matahari
Secara garis besar, struktur matahari terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
sebagai berikut.
a) Atmosfer Matahari
Atmosfer Matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk
gas, yang terdiri atas dua lapisan yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer
merupakan lapisan atmosfer Matahari bagian bawah yang terdiri atas gas
yang renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan
gas ini merupakan lapisan yang paling dinamis karena seringkali muncul tonjolon
cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai ketinggian lebih dari 200.000
km yang disebut Prominensa (Protuberans). Korona adalah lapisan atmosfer
matahari bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang berwarna
putih atau kuning kebiruan dan mempunyai ketebalan mencapai ribuan kilometer.
Lapisan atmosfer Matahari yaitu kromosfer dan korona dalam keadaan
normal tidak dapat terlihat jelas dari bumi, sebab tingkat terangnya lebih
rendah daripada lapisan permukaan Matahari. Atmosfer Matahari (Kromosfer,
Korona, dan Prominensa) hanya dapat terlihat jelas apabila bulatan matahari
tertutup oleh bulatan bulan ketika terjadi gerhana matahari total atau melalui
pengamatan dengan menggunakan alat Koronagraf.
b) Fotosfer Matahari
Fotosfer Matahari adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuningan
yang terdiri atas gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari seringkali
terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000 km, bahkan
ada yang berdiameter lebih besar daripada diameter bumi dengan kedalaman
sekitar 800 km yang disebut umbra. Di sekeliling umbra biasanya terdapat
lingkaran yang lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam pada matahari
secara keseluruhan dinamakan Sun spots.
Pergeseran sun spots pada permukaan fotosfer matahari dapatlah dijadikan
acuan atau bukti yang kuat tentang gerakan rotasi matahari yang berlangsung
sekitar 25,5 hari di bagian ekuator dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari
untuk satu kali putaran. Perbedaan waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari
disebabkan oleh materi dari matahari yang terdiri atas gas yang berbeda
tingkat kerenggangannya (densitas).
c) Barisfer atau inti Matahari
Inti Matahari, adalah bagian dari matahari yang letaknya paling dalam,
berdiameter sekitar 500.000 km dan temperatur sekitar 15.000.0000 C. Pada
barisfer berlangsung reaksi inti beranting putar yang menyebabkan terjadinya
sintesa hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.
2) Pergerakan Matahari
Matahari tidaklah dalam keadaan statis, tetapi selalu bergerak baik secara
individu maupun sistem. Adapun gerakan matahari secara garis besar terdiri
atas gerak rotasi dan revolusi. Rotasi Matahari, adalah gerakan matahari
berputar pada sumbunya yang berlangsung sekitar 25,5 hari di bagian ekuator
dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari untuk satu kali putaran. Perbedaan
waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari disebabkan oleh materi dari matahari
yang terdiri atas gas yang berbeda tingkat kerenggangannya (densitas). Revolusi
Matahari, adalah gerakan matahari beserta anggota-anggotanya mengelilingi
pusat galaksi Bima Sakti.
3) Peranan Matahari terhadap kehidupan di planet Bumi
Matahari merupakan benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri.
Oleh karena itu, matahari mempunyai peranan sangat penting, antara lain
sebagai sumber cahaya dan panas bagi planet-planet di sekitarnya termasuk
planet bumi, sehingga kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan di planet
bumi dapat berlangsung. Selain sebagai sumber panas dan cahaya, matahari
mempunyai peranan penting lainnya, yaitu sebagai pengatur variasi iklim dan
cuaca di muka bumi, sehingga memungkinkan terjadinya variasi kehidupan
di muka bumi.
b. Planet-planet (The planets)
Kata planet berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti
pengembara. Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah
tetap. Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri,
berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang (Matahari). Sebagian
besar planet mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut Satelit yang
beredar mengelilingi planet.
Sebelumnya, para ahli menetapkan bahwa di dalam tata surya terdapat
sembilan planet. Sembilan planet tersebut berdasarkan urutannya dari matahari
yang terdiri atas planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus dan Pluto. Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki manusia, maka berdasarkan Sidang Umum International
Astronomical Union (IAU) ke-26, pada tanggal 25 Agustus 2006 di Praha,
ditetapkan delapan planet dengan mengeluarkan Planet Pluto dari Sistem
Tata Surya kita. Sementara itu, Pluto diturunkan statusnya sebagai kategori
planet kerdil bersama-sama dengan Xena dan Asteroid Ceres.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota keluarga
planet tata surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya
definisi baru tentang planet. Dalam resolusi tersebut, sebuah benda langit
bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit matahari,
berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat,
dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit
lain pada orbit tersebut). Dari kriteria ini, planet Pluto memiliki kelemahan,
antara lain ukurannya sangat kecil dan bentuk orbitnya yang memanjang dan
memotong orbit Neptunus, sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari,
Pluto kadang-kadang lebih dekat dengan matahari dibandingkan Neptunus Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut.
1) Berdasarkan massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut:
a) Planet bermassa besar (Superior planet), terdiri atas Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
b) Planet bermassa kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars.
2) Berdasarkan jaraknya ke matahari, planet dapat dibedakan atas planet
dalam dan planet luar.
a) Planet dalam (Interior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya
ke matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata Planet
Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk
planet dalam, adalah Planet Merkurius dan Venus.
Planet Merkurius ataupun Venus mempunyai kecepatan beredar
mengelilingi matahari berbeda-beda, sehingga letak atau kedudukan
planet tersebut bila dilihat dari bumi akan berubah-ubah pula. Sudut
yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan
suatu planet disebut elongasi. Besarnya sudut elongasi yang dibentuk
oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara
00-280, sedangkan sudut elongasi Bumi-matahari-Venus adalah
00-500.
Berdasarkan besarnya sudut elongasi paling besar yang dapat dicapai
oleh planet tersebut, sehingga dapat dihitung lamanya waktu planet
Merkurius dan Venus terlihat dari bumi, yakni Planet Merkurius
28
dapat terlihat dari bumi paling lama sekitar ––– × 24 jam =
360
1 jam 52 menit, sedangkan Planet Venus dapat terlihat dari bumi
50
paling lama sekitar ––– × 24 jam = 3 jam 20 menit. Elongasi
360
planet dalam (interior planet) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
elongasi barat, jika posisi suatu planet berada di sebelah barat
matahari dilihat dari bumi dan elongasi timur, jika posisi suatu planet
berada di sebelah timur matahari dilihat dari bumi. Planet Venus
ataupun Merkurius yang berada pada posisi elongasi barat akan
terbit terlebih dahulu di ufuk timur pada saat matahari masih berada
di bawah horizon timur, sehingga planet tersebut terlihat berkilauan
dilihat dari bumi karena sinar matahari yang diterimanya dipantulkan
kembali ke bumi. Oleh karena itu, orang-orang di bumi menyebut Planet Venus atau Merkurius yang sedang berada pada kedudukan
elongasi barat sebagai Bintang Timur. Sebaliknya apabila planet
Merkurius atau Venus sedang berada pada posisi elongasi Timur,
maka-planet-planet itu akan memantulkan cahaya matahari beberapa
saat setelah matahari terbenam di ufuk barat, sehingga akan terlihat
dari bumi sebagai Bintang Senja.
b) Planet luar (Eksterior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya
ke matahari lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet
Bumi ke Matahari. Termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu
Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari bumi, sudut elongasi kelompok planet luar berkisar antara
00–1800. Bila elongasi salah satu planet mencapai 1800 hal ini berarti
planet tersebut sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu
kedudukan suatu planet berlawanan arah dengan posisi matahari
dilihat dari bumi. Pada saat oposisi, berarti planet tersebut berada
pada jarak paling dekat dengan bumi.
Bila elongasi salah satu planet mencapai 00 berarti planet tersebut
mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan planet yang
berada dalam posisi searah dengan matahari dilihat dari bumi. Pada
saat konjungsi, berarti planet tersebut berada pada jarak paling
jauh dengan bumi.
Contoh soal:
1) Matahari terbit di ufuk timur pukul 06.00 dan terbenam di ufuk barat
pukul 18.00, pukul berapakah planet Merkurius akan terbit, apabila
planet tersebut sedang elongasi barat sebesar 15 0 ?
Jawab:
Diketahui : Elongasi barat Planet Merkurius sebesar 15 0
15
Waktu yang diperlukan : ––– × 24 jam = 1 jam
360
Planet Merkurius terbit : Pukul 06.00 – 1 jam = pukul 05.00
2) Matahari terbit di ufuk timur pukul 06.00 dan terbenam di ufuk barat
pukul 18.00, pukul berapakah Planet Mars akan terbenam, apabila planet
tersebut sedang elongasi timur sebesar 45,5 0?
Jawab :
Diketahui : Elongasi timur Planet Mars sebesar 45,5 0
45,5
Waktu yang diperlukan : –––– × 24 jam = 3 jam 18 menit
360
Planet Mars terbenam : pukul 18.00 – 3 jam 18 menit = pukul 21.18 l
Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota
tata surya.
1) Merkurius
Merkurius merupakan planet paling dekat ke matahari, jarak rata-ratanya
hanya sekitar 57,8 juta km. Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat
panas (mencapai 4000C), sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai
-2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat besar disebabkan planet ini
tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran paling kecil, garis tengahnya
hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan (diameter 3.476 km).
Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong)
dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode rotasinya
sekitar 59 hari.
2) Venus
Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar
42 juta km, sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil
yang sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja
hari. Venus sering disebut sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus
berada pada posisi elongasi barat dan bintang senja pada waktu elongasi
timur. Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa
awan putih yang menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari.
Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer
yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat, sehingga pada
siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam hari suhunya
tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer. Diameter planet
Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah
sesuai jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
3) Bumi (The Earth)
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari.
Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar
365,25 hari, dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah
barat-timur. Planet bumi mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar
mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756
km hampir sama dengan diameter Planet Venus.
4) Mars
Mars merupakan planet luar (eksterior
planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini
tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun
2 bulan sekali yaitu pada kedudukan oposisi.
Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta
km dari bumi, sehingga merupakan satu-satunya
planet yang bagian permukaannya dapat diamati
dari bumi dengan mempergunakan teleskop,
sedangkan planet lain terlalu sulit diamati karena
diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain
jaraknya yang terlalu jauh.
Keadaan di Mars paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan
terdapatnya kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan
waktu mempelajari Mars daripada planet lain. Jarak rata-rata ke Matahari
sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode
rotasi sekitar 24 jam 37 menit. Diameter planet sekitar setengah dari diameter
bumi (6.790 km), diselimuti lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara
relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai
dua satelit alam, yakni Phobos dan Deimos.
5) Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar
di tata surya, diameter sekitar 142.600
km, terdiri atas materi dengan tingkat
kerapatannya rendah, terutama hidrogen
dan helium. Jarak rata-ratanya ke matahari
sekitar 778 juta km, berotasi pada
sumbunya dengan sangat cepat yakni
sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan
periode revolusinya sekitar 11,9 tahun.
Planet Jupiter mempunyai satelit alam
yang jumlahnya paling banyak yaitu sekitar
13 satelit, di antaranya terdapat beberapa
satelit yang ukurannya besar yaitu
Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan
Europa.
6) Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar
ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar
120.200 km, periode rotasinya sekitar
10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar
29,5 tahun. Planet ini mempunyai tiga
cincin tipis yang arahnya selalu sejajar
dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar
(diameter 273.600 km), Cincin Tengah
(diameter 152.000 km), dan Cincin
Dalam (diameter 160.000 km). Antara
Cincin Dalam dengan permukaan Saturnus
dipisahkan oleh ruang kosong yang
berjarak sekitar 11.265 km. Planet
Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat
satelit alam berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys,
dan Dione.
7) Uranus
Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter
bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10
jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada planet ini
searah dengan arah datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya seringkali
menghadap ke arah matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium dan
metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam yang
mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak
rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet inipun merupakan planet
raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin, ketebalan
cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat
tipis dan redup.
8) Neptunus
Neptunus merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya
paling jauh dari matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km.
Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar
15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana,
dan amoniak yang lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus.
Satelit alam yang beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan
Nereid. Planet Neptunus mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup
di bagian dalam yang mempunyai lebar sekitar 15 km.
Walaupun sekarang Pluto sudah tidak termasuk planet sebagai anggota
tata surya, tetapi tidak ada salahnya untuk diketahui demi menambah wawasan
pengetahuan. Pluto memiliki diameter sekitar 6.400 km, letaknya paling jauh
dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari yaitu sekitar 5.900 juta km.
Periode revolusinya sekitar 247,7 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar
153 jam. Jarak Pluto yang sangat jauh dari matahari mengakibatkan suhu
planet ini menjadi sangat dingin dengan tingkat kepadatan tinggi pula. Walaupun
demikian, Planet Pluto memiliki satu satelit alam yang mengelilingi planet itu
dalam jarak sekitar 17.000 km yang dinamakan Charon.
c. Komet
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda
angkasa, es dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu
lintasan sangat elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala
komet mempunyai diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan
selubung gas yang disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai
panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari.
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Komet berekor panjang, yaitu komet yang garis lintasannya sangat jauh
melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa, sehingga berkesempatan
menyerap gas-gas di daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari
komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor
yang sangat panjang. Contohnya komet Kohoutek yang melintas ke dekat
matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun
sekali.
2) Komet berekor pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek
sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah
yang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan
gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang
sangat pendek bahkan hampir tak berekor. Contohnya Komet Encke
yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Pada tahun 1705, Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat
pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena
hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet
Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap
76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang
lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 1.024 km.
Inti dari Halley sangat gelap. Diperkirakan Komet Halley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat
berbagai macam nama komet lainnya yang
di antaranya, komet Hyakutake dan komet
Hale-Bopp.
Sekitar 251 juta tahun yang telah lalu,
terjadi kepunahan sangat besar disebabkan
komet yang menabrak bumi. Kesimpulan
itu diperoleh dari atom yang terjebak di
dalam kerangka molekul karbon. Tetapi
belum diketahui di mana letak tempat
tabrakan komet dengan bumi tersebut. Pada
saat kejadian bumi masih berupa satu benua
raksasa (Pangea). Para ilmuwan berhasil
mengidentifikasi jalur komet atau asteroid
yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu
yang ada pada saat itu terdapat molekul
karbon rumit yang disebut fullerene berisi
isotop helium dan argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya
60 atom karbon dalam struktur yang mirip bola sepak. Para peneliti
memperkirakan komet tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau
komet sebesar ini yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu.
Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika berukuran
kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika berukuran lebih besar
dari 12 km, maka fullerene yang mengandung gas disebarkan ke seluruh dunia.
d. Asteroid
Asteroid atau planetoid adalah
benda-benda langit berukuran kecil yang
bergerak mengelilingi matahari. Sebagian
besar asteroid ditemukan antara orbit
Mars dan Jupiter. Dalam orbit ini,
terdapat lebih dari 1.150 asteroid yang
memiliki diameter lebih dari 30 km.
Dalam tata surya kita, diperkirakan
terdapat 30.000 asteroid, dan 6.000
di antarnya telah diketahui dengan pasti
orbitnya. e. Meteor dan meteorit
Meteor, adalah benda angkasa berupa
pecahan batuan yang jatuh masuk ke dalam
atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke
dalam atmosfer bumi akan terjadi gesekan
dengan udara, sehingga benda tersebut akan
menjadi panas dan terbakar. Meteor yang
tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan
sampai ke permukaan bumi disebut
meteorit. Tumbukan meteorit berukuran
besar seringkali menimbulkan lubang besar
di permukaan bumi yang disebut kawah
meteorit, contohnya Kawah Meteorit
Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya
sekitar 1.265 m.
Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi dua
kelompok meteorit, yaitu sebagai berikut.
1) Meteorit batu, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar
terdiri atas kalsium dan magnesium.
2) Meteorit logam, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar
terdiri atas ferum dan nikel.
f. Bulan (The moon)
Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi
bumi dalam suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu, bulan
disebut sebagai satelit alam bumi (satelit artinya pengikut). Diameternya
± 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke
bumi sekitar 384.000 km. Periode revolusi
bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari,
sedangkan periode rotasinya tepat sama
dengan revolusinya yaitu 27,3 hari atau
satu bulan sideris, yaitu peredaran bulan
mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran
penuh (3600). Ciri bahwa bulan telah
menyelesaikan satu lingkaran penuh,
apabila posisi bulan terhadap bintang
adalah tetap, atau jika dilihat dari bumi
posisi bulan telah kembali pada keadaan
semula. Bulan merupakan benda angkasa
sangat kecil gravitasinya, hanya 1/6
gravitasi bumi, akibatnya bulan tidak
mampu mengikat atmosfer.
Ketiadaan atmosfer di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi sangat
sunyi karena tidak ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara.
Akibat lainnya adalah pada siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat
panas, yakni dapat mencapai 1000 C, sedangkan pada bagian bulan yang
mengalami malam hari suhu permukaannya menjadi sangat dingin, yakni dapat
mencapai -1500 C.
Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan
dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk
oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan
sudut itu mengakibatkan terjadinya perubahan tampak bulan dilihat dari bumi
yang disebut fase bulan. Apabila bulan berada pada posisi terdekat ke matahari
maka bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan
seperti itu disebut fase bulan baru.
Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak
bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan
tiga perempat, kemudian bulan purnama. Setelah tercapai fase purnama,
fase berikutnya adalah kebalikannya hingga akhirnya terjadi fase gelap atau
bulan baru.
3. Gerhana
Bumi dan bulan merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya
sendiri. Tanpa adanya cahaya matahari yang dipantulkan oleh bumi maupun
bulan, maka bumi tidak akan kelihatan dari bulan demikian juga bulan tidak
akan kelihatan dari bumi. Apabila dalam peredarannya, baik bumi maupun
bulan berada dalam suatu garis lurus dengan matahari maka memungkinkan
terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.
a. Gerhana matahari
Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang
bulan mengenai bumi, artinya cahaya matahari yang menuju bumi pada siang
hari terhalang oleh bulatan bulan.Oleh karena diameter bulan tidak lebih besar
daripada diameter bumi maka gerhana matahari hanya terjadi pada sebagian
kecil permukaan bumi saja dan hanya berlangsung kurang lebih 7 menit.
b. Gerhana bulan
Gerhana bulan, adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang bumi
mengenai bulan, artinya cahaya matahari yang menuju bulan pada malam hari
terhalang oleh bulatan bumi. Karena diameter bumi lebih besar daripada diameter
bulan, seluruh bulatan bulan akan tertutup oleh bulatan bumi, sehingga ketika
terjadi peristiwa gerhana bulan maka seluruh permukaan bumi yang pada
saat itu sedang malam hari akan akan mengalami gerhana bulan yang berlangsung
kurang lebih 1 jam 40 menit.
B. JAGAT RAYA
Pernahkah kamu memikirkan tentang proses terbentuknya alam semesta
atau jagat raya ini? Tuhan telah menganugrahkan kita akal untuk berfikir tentang
apa yang ada di bumi dan di langit sebagai ciptaan-Nya. Walau sampai saat
ini, masih banyak sisi gelap dari penciptaan alam semesta ini yang belum
diketahui manusia.
Orang melihat kenyataan bahwa matahari dikelilingi oleh planet-planet
yang orbitnya berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan lintasannya
hampir berimpit. Arah peredaran semua planet itu adalah sama, yaitu berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam. Jika kita memandangnya dari Kutub Utara,
ternyata arah revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi matahari
dan juga arah satelit-satelit pada planet. Arah seperti ini merupakan arah
negatif, sedangkan arah benda langit yang berlawanan arah dengan arah
tersebut dinamakn arah positif, seperti arah peredaran matahari terbit dari
timur dan terbenam di barat, jika kita mengamatinya dari bumi.
Melihat kenyataan tersebut, para ahli di bidangnya menggunakan hukum
yang berlaku bagi benda yang berputar untuk menganalisis kejadian yang
berlaku di alam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tata surya terbentuk
dari material purba yang berputar dengan arah seperti di atas, arah negatif.
Sekalipun pada kenyataannya, terdapat penyimpangan arah rotasi dari arah
yang umum.
1. Teori terbentuknya jagat raya
Terdapat dua teori utama yang mendasari terjadinya alam semesta atau
jagat raya ini, yaitu teori ledakan besar dan teori mengembang dan
memampat, sebagai berikut.
a. Teori ledakan besar (The big bang theory)
Menurut teori ledakan besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa
yang sangat besar dengan berat jenis besar pula yang mengalami ledakan
yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi
ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan terpental menjauhi
pusat ledakan. Setelah milyaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental
itu membentuk kelompok-kelompok yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi.
b. Teori mengembang dan memampat (The oscillating theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali
dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi
inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang
yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat yang didahului dengan
keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka
tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi.
2. Galaksi dalam jagat raya
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem yang
terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi
oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak
mengelilinginya secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang
terdiri atas bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, yang anggotanya
mempunyai gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri
atas milyaran bintang-bintang yang mempunyai ukuran, warna, dan karakteristik
yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak beraturan. Pembagian
tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksigalaksi
yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas
sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan.
Namun bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat
di alam semesta ini.
Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah
galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita
akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya
saja galaksi tipe ini banyak yang redup, sehingga sulit untuk diamati.
a. Galaksi spiral (Spiral galaxy)
Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin
karena bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi,
biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi
spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk
lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi
spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat
pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.
Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan
sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk
bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di
bidang galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi antarbintang,
yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral
adalah bagian yang paling padat.
Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagitarius, tetapi
kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, sebab materi antarbintang
banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar daripada
galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah menyebabkan galaksi
ini memipih dan membentuk bidang galaksi.
Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral bergantung pada
massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri
tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin
besar. Contoh lain galaksi spiral selain Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Ukuran Andromeda ini sedikit lebih besar daripada Bima Sakti. Galaksi
Andromeda dan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi
Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh
itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti bahwa cahaya yang
kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang
lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak
ini dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat, jarak ke galaksi-galaksi
lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya.
b. Galaksi elips (Elliptical galaxy)
Galaksi berbentuk elips meliputi kurang lebih 17 % dari jumlah galaksi
yang telah dikenal. Galaksi ini menyerupai bentuk dasar bulatan besar yang berbentuk lonjong (elips) di angkasa yang memancarkan sinar yang relatif
terang. Contohnya, Galaksi Fornax dan Galaksi Skulpter.
c. Galaksi tak beraturan (Irregular galaxy)
Galaksi yang tidak mempunyai bentuk dasar spiral ataupun elips disebut
galaksi tak beraturan. Dengan kata lain, galaksi ini terlihat seperti suatu kumpulan
bintang dan benda-benda angkasa lainnya yang letaknya tidak beraturan.
Contohnya Galaksi Magellan. pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada
dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan
kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina
Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan
galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
3. Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways Galaxy)
Galaksi kita termasuk galaksi spiral berbentuk seperti cakram dengan
garis tengah kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih
tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada
dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan
kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina
Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan
galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, maka
kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya
disatukan. Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh
cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam
waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer.
Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi
kita sekitar 100.000 × 9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950
diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan,
digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian
pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000
tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa,
tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti.
Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang
ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan
matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha
Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi,
jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi
ke arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi di alam semesta ini. Jumlah
keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm
di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Jadi, tidak
salah jika kita mengira bahwa jika mempunyai teleskop yang lebih besar,
kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para
astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercakbercak
cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti.
Dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral.
Harlow Shapley dan George Ellery Hale, merupakan dua orang astronom
yang amat berjasa membangun pengertian tentang galaksi. Shapley telah
mengembangkan metode untuk mengukur diameter Bima Sakti, sedangkan
Hale, amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop besar,
yang digunakan untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa
merekalah, sehingga kita mengetahui bahwa yang semula disebut nebula spiral
itu adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri atas ratusan juta sampai
milyaran bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti.
Melalui jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti
hanyalah satu dari sekian banyak galaksi yang bertebaran di alam semesta
yang amat luas ini.
4. Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam
suatu kumpulan sangat luas. Nebula banyak diyakini oleh para ahli sebagai
suatu materi cikal bakal terbentuknya suatu sistem bintang, seperti sistem
bintang matahari atau biasa disebut tata surya. Nebula yang terkenal, antara
lain Nebula Orion M42 di rasi Orion dan Nebula Trifid di rasi Sagitarius.
5. Rasi bintang
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya
berdekatan disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya Rasi
Bintang Pari (Crux) merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya
berdekatan, yakni Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain Rasi Bintang
Pari, nama-nama rasi bintang lainnya antara lain Rasi Bintang Orion, Centauri,
Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla.
Di sekitar Ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit terdapat 12
rasi bintang yang disebut Zodiak. 12 Rasi bintang yang ada di sekitar ekliptika
adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius,
Capricornus, Aquarius, dan Pisces
6. Bintang (The star)
Bintang adalah benda angkasa berbentuk bulat yang mempunyai cahaya
sendiri. Salah satu bintang yang paling kita kenal adalah bintang Matahari
(The Sun Star), nama-nama bintang lainnya yaitu Polaris, Antares, Aldebaran,
Sirius, Spica, Betelguese, Hidra, Pegasus, Phoenix, Carina, dan lain-lain.
Derajat terang atau tingkat kecemerlangan bintang disebut magnitudo.
Magnitudo Bintang dihitung mulai dari 1 sampai 6. Bintang yang magnitudonya
1 lebih terang 2,5 kali daripada bintang yang bermagnitudo 2, dan seterusnya.
Bintang pada tingkat kecemerlangan lebih terang daripada bintang bermagnitudo
1 diberi tanda (minus). Matahari sebagai salah satu bintang mempunyai
magnitudo sekitar – 26,8, artinya matahari merupakan bintang yang sangat
cemerlang bila dilihat dari bumi. Hal ini dikarenakan letaknya paling dekat
dengan bumi, sedangkan bintang yang sangat jauh dan hampir tidak terlihat
oleh mata disebut bintang bermagnitudo 6.

0 Response to "BAB 3"

Post a Comment